Pada dunia industri, ada 2 jenis reaktor yang biasa digunakan yaitu reaktor granuler dan reaktor agranuler. Namun, apakah kalian tahu perbedaan dari kedua jenis reaktor tersebut? Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas 4 perbedaan utama dari kedua jenis reaktor tersebut.
1. Bentuk Fisik
Reaktor granuler memiliki bentuk fisik yang umumnya berupa butiran yang terbuat dari padatan atau partikel. Sedangkan, reaktor agranuler tidak memiliki bentuk butiran atau partikel, melainkan murni berupa cairan atau gas.
2. Karakteristik Fluidisasi
Reaktor granuler biasanya digunakan dalam sistem fluidisasi. Proses fluidisasi sendiri merupakan proses dimana padatan diberikan aliran udara sehingga padatan tersebut menjadi bergerak seperti cairan. Sedangkan, reaktor agranuler tidak memerlukan sistem fluidisasi.
3. Konduktivitas
Reaktor granuler memiliki konduktivitas termal yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor agranuler. Hal ini disebabkan oleh kepadatan material yang lebih tinggi pada reaktor granuler yang memudahkan proses konduksi kalor.
4. Reaktivitas
Reaktor granuler memiliki reaktivitas yang lebih unggul dibandingkan dengan reaktor agranuler. Hal ini dikarenakan adanya bentuk butiran yang memudahkan proses reaksi antara partikel dan reaktan. Sedangkan, reaktor agranuler memerlukan waktu yang lebih lama untuk proses reaktif karena tidak memiliki partikel yang berinteraksi langsung dengan reaktan.
Kesimpulan
Dalam dunia industri, penggunaan reaktor granuler dan agranuler memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing. Namun, dengan mengetahui perbedaan dari kedua jenis reaktor tersebut, manufaktur dapat memilih reaktor yang paling sesuai dengan kebutuhan produksi mereka. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami dan mempertimbangkan perbedaan-perbedaan dari kedua jenis reaktor ini sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu jenis reaktor.