Bahan ceruti memang sudah dikenal sebagai bahan yang dapat meningkatkan hasil panen pada tanaman. Namun, apakah Anda tahu bahwa bahan ceruti memiliki efek samping yang membahayakan kesehatan? Kabar mengenai bahan ceruti yang dapat memicu kanker sebenarnya sudah terdengar sejak lama.
Apa Itu Bahan Ceruti?
Bahan ceruti merupakan campuran antara kapur tohor dan belerang yang digunakan sebagai fungisida maupun pestisida. Bahan ceruti biasanya digunakan untuk melindungi tanaman padi, jagung, kedelai, dan lain-lain dari serangan jamur, tikus, dan hama-hama lainnya.
Penggunaan bahan ceruti sudah dikenal sejak lama dan bahkan masih banyak digunakan oleh petani-petani di Indonesia. Meskipun terdapat sejumlah risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan bahan ceruti, banyak petani yang masih mengandalkan bahan ini untuk meningkatkan hasil panen.
Apakah Bahan Ceruti Berbahaya?
Bahan ceruti mengandung senyawa arsenik yang dapat menyebabkan keracunan pada manusia dan hewan. Selain itu, bahan ceruti juga diklaim dapat memicu kanker pada manusia. Secara spesifik, bahan ceruti dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya kanker kandung kemih, paru-paru, hati, dan kulit.
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan bahan ceruti dengan risiko kanker. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2004 menemukan bahwa petani yang terpapar bahan ceruti dalam jangka waktu yang lama memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker kandung kemih.
Tak hanya risiko kanker, penggunaan bahan ceruti juga dapat menimbulkan gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, dan diare. Pada kasus yang parah, penggunaan bahan ceruti dapat menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, dan sistem saraf.
Bagaimana Cara Menghindari Bahaya Bahan Ceruti?
Untuk mengurangi risiko terpapar bahan ceruti, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan. Pertama, gunakan bahan ceruti sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan jangan melebihi dosis yang tertera pada kemasan.
Kedua, gunakan alat pelindung diri seperti masker, kacamata, dan sarung tangan saat mengaplikasikan bahan ceruti. Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun secara menyeluruh setelah selesai mengaplikasikan bahan ceruti.
Ketiga, pastikan bahan ceruti disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan biarkan bahan ceruti bersentuhan dengan makanan atau minuman.
Kesimpulan
Bahan ceruti memang cukup efektif untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Namun, penggunaan bahan ceruti juga memiliki risiko yang tidak boleh diabaikan. Bahan ceruti mengandung senyawa arsenik yang dapat menyebabkan keracunan serta memicu kanker pada manusia.
Jika Anda menggunakan bahan ceruti, pastikan untuk menggunakan alat pelindung diri dan mengikuti dosis yang dianjurkan. Ingat bahwa kesehatan Anda dan keluarga lebih penting dari hasil panen yang lebih besar.
Sumber:
- Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). 2007. Toxicological Profile for Arsenic. US Department of Health and Human Services.
- Chowdhury UK, Mandal BK, Biswas BK, Basu GC, Sarkar AK, Dhar RK, et al. 2004. Arsenic in Groundwater in Six Districts of West Bengal, India: the Biggest Arsenic Calamity in the World. Part 2. Arsenic concentration in drinking water, hair, nails, urine, skin-scale and liver tissue (biopsy) of the affected people. Analyst. 129(11): 9-12.
- International Agency for Research on Cancer (IARC). 2004. Some drinking-water disinfectants and contaminants, including arsenic. IARC Monographs. 84: 269-477.