Perbedaan Pulser AC dan DC

Rahayu Ananda

Pulser adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengembalikan kondisi baterai agar seperti baru. Pulser umumnya menggunakan pulsasi arus listrik yang berfungsi untuk melarutkan sulfat kristal yang terdapat pada pelat baterai agar mengembalikan daya tampungnya. Namun, ada dua jenis pulser yaitu AC dan DC yang seringkali membingungkan bagi pengguna baterai. Berikut ini akan dijelaskan mengenai perbedaan pulser AC dan DC.

Pulser AC

Pulser AC menghasilkan arus listrik yang berbentuk sinusoidal, yaitu bentuk arus yang bergelombang searah dengan frekuensi tertentu. Pulser AC seringkali disebut juga sebagai pulser yang menggunakan teknologi “through-frequency” karena arus yang dihasilkan memiliki spektrum frekuensi yang lebar bahkan mencakup frekuensi yang lebih tinggi daripada frekuensi 50 atau 60 Hz yaitu spektrum frekuensi sekitar 0,1 Hz hingga 100 kHz atau lebih tinggi lagi. Pulser AC umumnya digunakan untuk menangani baterai asam timbal (lead acid) karena baterai ini memiliki karakteristik impedansi kompleks yang tinggi sehingga memerlukan frekuensi yang lebar untuk menghilangkan sulfat kristal yang terdapat pada pelat baterai.

Pulser DC

Pulser DC adalah pulser yang menghasilkan arus listrik DC, yaitu arus listrik yang mengalir searah dan tidak bergelombang seperti arus listrik AC. Pulser DC seringkali disebut juga sebagai pulser yang menggunakan teknologi “through-position” karena pulser DC menghasilkan arus yang memiliki spektrum frekuensi yang sangat sempit bahkan hanya mencakup frekuensi 0 Hz atau DC saja. Karena memiliki spektrum frekuensi yang sempit, pulser DC tidak begitu efektif menangani baterai asam timbal seperti halnya pulser AC. Namun, pulser DC lebih efektif untuk menangani baterai lithium, baterai NiMH (nikel metal hidrida), dan baterai NiCd (nikel cadmium) yang memiliki karakteristik impedansi kompleks yang lebih rendah daripada baterai asam timbal.

Kesimpulan

Perbedaan pulser AC dan DC terletak pada bentuk arus listrik yang dihasilkan dan frekuensi dari arus listrik tersebut. Pulser AC menghasilkan arus listrik yang bergelombang searah dengan frekuensi yang lebih lebar sehingga efektif untuk menghilangkan sulfat kristal pada baterai asam timbal, sementara pulser DC menghasilkan arus listrik DC yang hanya memiliki frekuensi 0 Hz sehingga efektif untuk menangani baterai yang memiliki impedansi kompleks yang lebih rendah seperti baterai lithium, baterai NiMH, dan baterai NiCd.

Dalam penggunaannya, sebaiknya pemilik baterai memahami tipe dan karakteristik baterai yang dimilikinya sebelum memilih pulser yang tepat untuk mengembalikan daya tampung baterainya. Jangan memilih pulser AC untuk baterai yang memiliki impedansi kompleks yang rendah dan jangan juga memilih pulser DC untuk baterai yang memiliki impedansi kompleks tinggi seperti baterai asam timbal. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, penggunaan pulser yang tepat dapat membantu meningkatkan umur dan daya tampung baterai sehingga dapat menghemat biaya penggantian baterai yang lebih mahal.

Also Read

Bagikan:

Tags