Jika Anda pernah berdiskusi tentang suatu topik atau membaca laporan atau artikel, Anda pasti sudah akrab dengan istilah objektif dan subjektif. Namun, apakah keduanya benar-benar saling bertentangan? Lalu apa sebenarnya perbedaan antara objektif dan subjektif?
Definisi Objektif
Objektif adalah sesuatu yang didasarkan pada fakta atau kenyataan yang dapat diverifikasi atau diukur secara empiris. Objektif sering dikaitkan dengan hal yang tidak berpihak pada suatu pihak atau tidak ada unsur penilaian personal di dalamnya.
Definisi Subjektif
Subjektif adalah sesuatu yang didasarkan pada opini atau pengalaman personal seseorang dan tidak dapat diukur secara empiris. Subjektif sering diasosiasikan dengan pandangan atau penilaian personal, dan karena itu dapat bervariasi dari satu orang ke orang lainnya.
Perbedaan antara Objektif dan Subjektif
Perbedaan antara objektif dan subjektif terletak pada cara kita menilai suatu hal. Objektif cenderung mengacu pada keseimbangan dan keadilan, sementara subjektif dapat dipengaruhi oleh perasaan atau kondisi hebat seperti kecemasan atau emosi yang kuat.
Objektif dapat ditemukan di bidang-bidang seperti sains atau matematika, di mana fakta dan angka dapat diukur dan diverifikasi secara objektif. Sebuah eksperimen dapat diulang dan hasilnya dapat diverifikasi oleh orang lain. Sebaliknya, subjektif dapat ditemukan dalam seni atau sastra, di mana cara kita menafsirkan karya dapat bervariasi tergantung pada pandangan pribadi.
Intinya, objektif didasarkan pada fakta, sementara subjektif didasarkan pada opini personal. Namun, dalam banyak kasus, perbedaan antara keduanya tidak selalu jelas dan sering saling terkait.
Contoh Penggunaan Objektif dan Subjektif
Sebagai contoh, coba kita ambil kasus seorang kritikus film yang menilai sebuah film. Jika kritikus film tersebut memberikan penilaian yang berkaitan dengan keberhasilan film dalam hal teknis seperti sinematografi, skor musik, dan editing, maka penilaian tersebut dapat dianggap sebagai objektif. Namun, jika kritikus film tersebut menilai film berdasarkan kesan pribadinya tentang jalan cerita atau akting, maka penilaian tersebut dapat dianggap sebagai subjektif.
Begitu pula, ketika melakukan pengukuran kualitas hidup, ada kriteria objektif seperti perekonomian, kesehatan, dan pendidikan. Namun, ada juga kriteria subjektif seperti kepuasan hidup, kebahagiaan, dan kualitas hubungan sosial.
Kesimpulan
Sekali lagi, objektif dan subjektif adalah dua aspek yang sering kali berbeda yang digunakan dalam mengevaluasi suatu hal. Objektif merujuk pada fakta, sedangkan subjektif mencakup pengalaman personal dan opini. Institut kualitas hidup telah terbukti melalui dua jenis perspektif ini, dimana terdapat kriteria yang bersifat objektif dan subjektif.
Di dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mengevaluasi suatu hal melalui kedua perspektif tersebut. Namun demikian, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara keduanya dan menggunakan keduanya secara bijak dan tepat sesuai dengan konteks dengan memahami perbedaan antara objektif dan subjektif.