Jika Anda baru mengenal dunia investasi, Anda pasti sering mendengar istilah "anggota aktif" dan "anggota pasif". Kedua istilah ini merujuk pada jenis investor yang berbeda-beda, dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada artikel ini, kita akan membahas apa perbedaan antara anggota aktif dengan anggota pasif, serta manfaat dan risiko dari masing-masing jenis investor.
Anggota Aktif
Anggota aktif adalah jenis investor yang berusaha mengalahkan pasar dengan mengambil keputusan investasi yang lebih agresif. Mereka membeli dan menjual saham dengan lebih sering, dan juga mencoba mengambil keuntungan dari fluktuasi pasar yang lebih kecil. Anggota aktif biasanya mempunyai strategi investasi yang lebih fokus pada pembelian saham individual daripada investasi pada portofolio yang lebih besar.
Anggota aktif menempatkan volume yang lebih besar dari dana investasi mereka pada saham individual dan sering kali berusaha mengalahkan benchmark pasar. Mereka menghabiskan waktu dan uang mereka untuk melakukan penelitian terperinci mengenai saham dan mencoba mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada yang dapat dicapai oleh investor pasif.
Namun, keuntungan imbal hasil yang lebih tinggi selalu mempunyai risiko yang lebih tinggi. Investasi pada saham individual mempunyai risiko yang lebih tinggi daripada investasi pada indeks pasar yang lebih besar, karena jika salah menginvesatasikan sahamnya, anggota aktif bisa memperoleh kerugian finansial yang besar dalam waktu singkat.
Anggota Pasif
Anggota pasif, sebaliknya, memilih untuk berinvestasi pada portofolio indeks pasar yang lebih besar dan tidak aktif dalam menentukan saham mana yang terbaik untuk diinvestasikan. Mereka cenderung membeli reksa dana indeks yang mempunyai portofolio yang sama dengan indeks pasar yang lebih besar, seperti S&P 500. Inilah yang membuat anggota pasif tidak perlu mengeluarkan waktu atau biaya yang signifikan untuk melakukan riset seperti anggota aktif.
Keuntungan utama dari menjadi anggota pasif adalah pengurangan risiko melalui diversifikasi portofolio. Anggota pasif menempatkan volume uang yang lebih besar dari dana investasi mereka pada reksa dana indeks dan menghindari risiko yang terkait dengan investasi pada saham individual. Selain itu, investasi pada reksa dana indeks juga mempunyai biaya yang lebih rendah daripada biaya investasi anggota aktif, yang dapat membuat anggota pasif memperoleh hasil yang lebih besar dalam jangka panjang.
Namun, kelemahan dari menjadi anggota pasif yaitu sulit untuk mengalahkan indeks pasar jika pasar sedang naik. Jika pasar sedang naik, anggota aktif yang cenderung aktif dalam melakukan perdagangan saham mungkin memperoleh hasil yang lebih unggul daripada investor pasif.
Kesimpulan
Dalam investasi, jenis investor yang dipilih tergantung pada tujuan investasi dan tingkat risiko yang diinginkan. Anggota aktif cenderung mengambil risiko lebih besar dan berusaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dengan melakukan riset dan bertransaksi saham lebih sering.
Sementara itu, anggota pasif cenderung menghindari risiko dan mengambil faedah dari diversifikasi portofolio, sekaligus meminimalkan biaya investasi. Kedua jenis investor ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan pilihan tergantung pada gaya dan tujuan investasi masing-masing individu.