Bioteknologi adalah salah satu cabang ilmu yang berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Bioteknologi modern menjadi salah satu pemicu revolusi industri di banyak sektor penting, seperti kesehatan, pangan, dan energi. Tapi, bioteknologi pun masih dibedakan berdasarkan metodenya, yakni bioteknologi konvensional dan modern. Nah, apa sih perbedaan bioteknologi konvensional dan modern?
Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional adalah penggunaan mikroorganisme, seperti bakteri dan ragi, untuk membuat produk-produk tertentu, seperti roti, bir, dan keju. Selain itu, bioteknologi konvensional juga dilakukan melalui pemuliaan tanaman dan hewan. Pemuliaan ini dilaksanakan dengan membentuk generasi baru melalui persilangan, seleksi, dan teknik-teknik tradisional lainnya. Pemuliaan ini dilakukan secara mutlak dalam seluruh prosesnya.
Namun, bioteknologi konvensional kurang efisien dalam pemanfaatannya. Selain itu, hasil ekspresinya cenderung tidak terukur dan sulit diprediksi. Maka, bioteknologi konvensional lebih memiliki risiko kegagalan dalam pembuatan produk ketimbang bioteknologi modern.
Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan pengembangan dari bioteknologi konvensional. Metodenya menggunakan teknologi DNA rekayasa untuk membuat produk-produk baru. Bioteknologi modern dikenal sebagai bioteknologi molekuler karena produk-produknya dibuat melalui manipulasi DNA.
Contoh penggunaan bioteknologi modern adalah pengembangan obat-obatan baru, penghilangan gen penyebab penyakit, dan pengembangan tanaman hasil modifikasi genetika untuk meningkatkan hasil produksinya.
Kelebihan bioteknologi modern adalah sebagai berikut:
- Produk yang dihasilkan memiliki tingkat kesamaan yang tinggi
- Waktu produksi produk yang dibuat lebih cepat
- Biaya produksi lebih murah
- Hasilnya lebih mudah diprediksi karena tidak terikat dengan genetika alamiah
Namun, bioteknologi modern juga memiliki risiko kekurangan normalitas pada produk yang dihasilkan. Karena produk dibuat melalui manipulasi genetik, maka kesamaan genetik yang tinggi bisa memicu terbentuknya kelompok-kelompok bakteri yang resisten dengan antibiotik.
Kesimpulan
Bioteknologi merupakan ilmu yang sangat berguna untuk menggarap potensi alam dan memenuhi kebutuhan manusia pada banyak sektor penting. Namun, bioteknologi konvensional memiliki risiko kegagalan dalam pembuatan produk dan bioteknologi modern memiliki kekurangan normalitas pada produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam penggunaannya, pengembangan bioteknologi harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang penting, seperti keamanan, etika, dan kelestarian lingkungan.