Gempa bumi merupakan gejala alam yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Tapi tahukah Anda bahwa ada berbagai jenis gempa bumi? Dua jenis gempa bumi yang paling umum adalah gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik. Meski keduanya disebut sebagai "gempa bumi," sebenarnya kedua jenis ini sangat berbeda satu sama lain. Berikut kami akan menjelaskan secara detail mengenai perbedaan gempa bumi tektonik dan vulkanik.
Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik terjadi ketika terjadi pergerakan pada lempeng tektonik, yang meliputi zona subduksi, zona transform dan zona konvergen. Secara umum, gempa bumi tektonik disebut juga dengan "gempa bumi kerak" karena terjadi pada kerak bumi di atas mantel bumi. Faktanya, gempa bumi tektonik umumnya terjadi di sepanjang zona sesar atau area yang dilewati oleh lempeng tektonik.
Gempa bumi tektonik biasanya disebabkan oleh gaya gesekan pada titik pergerakan lempeng tektonik. Gempa bumi ini juga dapat diakibatkan oleh aktivitas gunung berapi, isostasi, pergerakan magma yang pada akhirnya membuat kerak bumi terus bergerak, dan aktivitas manusia seperti penambangan bawah tanah atau pengembangan galian lainnya.
Gempa Bumi Vulkanik
Berbeda dengan gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik terjadi ketika gunung berapi meletus atau terjadi aktivitas vulkanik lainnya. Aktivitas gunung berapi seperti magma dan gas dapat mendorong tektonik lokal di sepanjang rangkaian gunung berapi. Gempa bumi vulkanik biasanya terjadi secara tiba-tiba dan terkait langsung dengan aktivitas vulkanik.
Gempa bumi vulkanik menunjukkan adanya gesekan batuan dan deformasi di sekitar gunung berapi. Kegiatan vulkanik sering kali disertai dengan gempa bumi yang kuat dan dapat mengancam nyawa manusia serta lingkungan sekitar.
Perbedaan Utama Antara Gempa Bumi Tektonik dan Vulkanik
Perbedaan utama antara gempa bumi tektonik dan vulkanik adalah penyebab terjadinya. Gempa bumi tektonik terjadi karena aktivitas lempeng tektonik di zona yang bergerak dan menghasilkan energi yang dihasilkan dari gesekan lempeng. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi ketika gunung berapi meletus atau terjadi aktivitas vulkanik lainnya.
Kedua jenis gempa ini juga memiliki dampak yang berbeda pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Gempa bumi tektonik dapat menyebabkan runtuhnya bangunan dan kerusakan struktural, sedangkan gempa bumi vulkanik dapat menyebabkan ledakan yang sangat kuat serta mengeluarkan bermacam jenis bahan kimia dan gas beracun.
Kesimpulan
Dengan adanya perbedaan yang sangat jelas antara gempa bumi tektonik dan vulkanik, penting bagi kita untuk memahami saat-saat yang paling rentan pada keduanya. Pemahaman akan jenis gempa bumi yang terjadi dapat membantu dalam merencanakan respons dan persiapan bencana, termasuk pada tingkat pemerintah dan masyarakat.
Dalam kesimpulannya, gempa bumi tektonik terjadi ketika lempeng tektonik bergerak, sedangkan gempa bumi vulkanik terjadi ketika gunung berapi meletus atau terjadi aktivitas vulkanik lainnya. Kedua jenis gempa ini memiliki dampak yang berbeda pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mengambil tindakan pencegahan dan persiapan yang tepat dalam menghadapi risiko gempa bumi.