Reksadana syariah dan konvensional adalah dua jenis reksadana yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan antara keduanya dan melihat bagaimana masing-masing bekerja.
Apa itu Reksadana Konvensional?
Reksadana konvensional merupakan sebuah jenis investasi yang tidak memiliki batasan apa pun dalam memilih aset. Artinya, manajer akan memilih aset investasi yang diketahui bisa memberikan keuntungan kepada para investor, seperti saham, obligasi, serta instrumen keuangan lainnya.
Reksadana konvensional didasarkan pada sistem ekonomi yang konvensional, artinya para pengelola investasi akan mencari aset yang bisa memberikan return yang maksimum. Tidak ada pembatasan dalam hal sektor kegiatan atau instrumen investasi yang diambil.
Apa itu Reksadana Syariah?
Di sisi lain, reksadana syariah didesain dengan mengikuti prinsip-prinsip syariah. Reksadana ini didesain dan dikelola sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam hukum Islam, oleh karena itu reksadana ini punya pembatasan yang lebih ketat.
Hal ini berarti bahwa dana yang digunakan untuk melakukan investasi hanya akan digunakan pada instrumen atau sektor kegiatan yang memenuhi persyaratan syariah. Oleh karena itu, reksadana syariah hanya mengambil instrumen atau saham-saham dari perusahaan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Perbedaan Investasi Reksadana Syariah dan Konvensional
Perbedaan antara reksadana syariah dan konvensional adalah pada apa yang dilakukan oleh para pengelola investasi. Seperti yang telah disebutkan, reksadana syariah hanya akan mengambil instrumen atau saham-saham dari perusahaan yang sesuai dengan syariah. Sedangkan, reksadana konvensional tidak memiliki pembatasan apapun dalam memilih aset yang akan diinvestasikan.
Dalam investasi reksadana konvensional, manajer akan cenderung berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang bisa memberikan return yang maksimum tanpa mempertimbangkan apakah perusahaan itu sesuai atau tidak dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan dalam reksadana syariah, semua investasi dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah sehingga investor yang berinvestasi tahu bahwa uang mereka tidak digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan syariah.
Keuntungan dan Kerugian Reksadana Syariah
Ada beberapa keuntungan apabila kamu memilih untuk berinvestasi di reksadana syariah. Pertama, investasi halal. Kedua, investasi dengan lima prinsip dasar syariah: keadilan, transparansi, risiko dan manfaat, pertanggungjawaban sosial, dan keberkelanjutan lingkungan. Ketiga, fokus pada investasi jangka panjang. Keempat, instrumen yang diinvestasikan berasal dari industri yang halal menurut syariah. Kelima, potensi risiko yang lebih rendah
Namun, seperti investasi apa pun, reksadana syariah juga memiliki kerugian. Pertama operasional reksadana syariah yang lebih kompleks dan administrasi yang lebih memerlukan biaya. Kedua, batasan pada instrumen keuangan dan sektor kegiatan. Namun, keuntungan dari reksadana syariah yang berbasis pada prinsip-prinsip syariah sering kali dapat mengatasi kerugian ini, sehingga memberikan dampak positif pada pengembalian investasi jangka panjang.
Kesimpulan
Kesimpulannya, reksadana syariah dan konvensional memiliki perbedaan yang signifikan pada instrumen keuangan dan prinsip-prinsip investasi yang dilakukan oleh para pengelola investasi. Reksadana syariah didesain untuk mengejar keuntungan dalam kerangka syariah dan tetap memilih instrumen dan sektor kegiatan yang halal menurut syariah. Sedangkan reksadana konvensional berinvestasi pada instrumen/aset yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan cara apapun tanpa mempertimbangkan prinsip syariah. Investasi saham syariah sangat menarik dengan sejumlah keuntungan dan menawarkan potensi hasil yang signifikan bagi investor yang hanya ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah.