Bandingkanlah Alur Cerpen dan Hikayat Tersebut

Putri Ayu

Ketika membaca karya sastra, satu hal yang pasti akan menjadi fokus pembaca adalah alur dari cerita tersebut. Alur merupakan urutan kejadian dalam sebuah cerita dan menjadi dasar dari keseluruhan cerita yang disampaikan oleh pengarang. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan alur dari dua karya sastra populer, cerpen dan hikayat.

Cerpen

Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu genre karya sastra yang populer dan memiliki format yang cukup singkat. Sebuah cerpen umumnya terdiri dari satu atau beberapa karakter yang dihadapkan pada suatu masalah atau konflik, dan kebanyakan cerpen berakhir dengan sebuah twist atau kejutan di akhir cerita.

Sebagai contoh, cerpen populer karya Haruki Murakami, "Kafka On The Shore" memiliki alur yang kompleks dan penuh misteri. Cerita ini mengikuti perjalanan seorang pemuda bernama Kafka yang meninggalkan rumahnya dalam mencari kebebasan, dan di sisi lain, seorang pemilik toko buku bernama Nakata yang memiliki kekuatan khusus untuk berbicara dengan kucing. Alur cerpen ini terdiri dari berbagai plot yang terkait dengan kekuatan metafisik, hilangnya ingatan, dan perjalanan karakter utama untuk menemukan arti hidupnya.

Hikayat

Hikayat merupakan salah satu jenis karya sastra tradisional yang berasal dari Indonesia. Hikayat umumnya mengisahkan kisah-kisah sejarah atau legenda bangsa Indonesia baik berdasarkan fakta maupun bersifat fiktif.

Sebagai contoh, "Hikayat Prang Sabi" merupakan sebuah hikayat yang menceritakan tentang peperangan antara daerah kesultanan Aceh dan Siam di abad ke-16. Alur dari hikayat ini dimulai dengan konflik antara Aceh dan Siam yang disebabkan oleh tindakan upeti yang dilakukan oleh pihak Siam. Peperangan antara kedua belah pihak terjadi selama berbulan-bulan dengan kemenangan bergantian. Hingga akhirnya, Aceh berhasil memenangkan perang atas Siam dengan dibantu oleh kerajaan Johor.

Perbandingan

Meskipun keduanya memiliki alur yang berbeda, tetapi ada beberapa persamaan antara cerpen dan hikayat. Keduanya memiliki titik puncak atau yang biasa disebut sebagai klimaks dalam ceritanya, di mana ketegangan cerita mencapai puncaknya.

Namun, dalam karya sastra Indonesia, hikayat memiliki alur yang sangat berbeda dibandingkan dengan cerpen. Hikayat cenderung lebih detail dan memiliki banyak sub-plot dan karakter. Hikayat juga lebih mengacu pada nilai dan moralitas dalam memaparkan kisah-kisah tersebut.

Sementara itu, cerpen lebih terfokus pada karakter dan konflik dalam cerita, dan seringkali berakhir dengan plot twist yang mengejutkan. Alur cerpen juga lebih singkat dan fokus pada satu atau lebih karakter utama dalam cerita.

Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi perbedaan antara alur cerpen dan hikayat, terdapat beberapa hal yang dapat ditemukan. Cerpen lebih mengutamakan fokus pada karakter dan plot saja, sementara hikayat lebih menonjolkan pengajaran moral yang terkandung dalam ceritanya. Keduanya memiliki klimaks dalam cerita dan tidak luput dari penggunaan teknik penulisan yang menjaga ketegangan pembaca. Namun dalam hikayat, ada lebih banyak ruang untuk membentuk suasana dari setiap karakter dan membangun suasana yang lebih kuat dalam cerita tersebut.

Tentunya, pemilihan antara cerpen dan hikayat tergantung pada pengarang dan jenis cerita yang ingin disampaikan. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, namun pada akhirnya, tujuannya adalah membuat pembaca terkesan dengan kisah dan pengalaman yang didapat dari membaca karya sastra tersebut.

Also Read

Bagikan:

Tags