Mengapa Harga Obligasi Berbanding Terbalik dengan Tingkat Suku Bunga

Putri Ayu

Obligasi adalah suatu bentuk investasi yang populer karena dapat memberikan imbal hasil yang lebih stabil dibandingkan investasi saham. Dalam investasi obligasi, Anda membeli surat utang dari suatu lembaga atau perusahaan. Pada umumnya, dalam investasi obligasi, investor akan menerima imbal hasil berupa bunga secara periodik dan dikembalikan modal pada saat jatuh tempo.

Namun, sebagai seorang investor obligasi, Anda perlu memahami konsep dasar tentang hubungan antara harga obligasi dan tingkat suku bunga. Dalam hal ini, ada suatu aturan yang selalu berlaku dalam dunia obligasi, yaitu harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga.

Apakah itu artinya? Secara sederhana, jika tingkat suku bunga naik, harga obligasi akan turun, dan sebaliknya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut penjelasannya.

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Obligasi

Pada saat awal pembelian obligasi, investor dan penerbit (perusahaan atau lembaga) telah mencapai suatu kesepakatan tentang tingkat bunga pada obligasi tersebut. Sebagai contoh, bila investor memegang obligasi dengan harga awal 100 dan tingkat bunga 5%, maka investor akan menerima imbal hasil tetap sebesar 5% setiap tahunnya.

Namun, apabila suku bunga pada saat itu jauh lebih tinggi dari 5%, maka investasi dalam obligasi tersebut tidak akan menarik lagi, karena terdapat alternatif investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Oleh karena itu, investor cenderung akan menjual obligasi tersebut di pasaran untuk mencari alternatif investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Ketika banyak investor yang menjual obligasi, berarti permintaan untuk obligasi menurun, dan harga obligasi pun turun. Dalam situasi seperti ini, harga obligasi akan terus turun sampai harga obligasi mencapai harga yang menarik bagi investor.

Seperti yang bisa diantisipasi, kebalikannya terjadi ketika tingkat suku bunga menurun. Jika tingkat bunga yang berlaku saat ini lebih rendah dari tingkat bunga yang diperoleh investor pada saat membeli obligasi, maka investor akan cenderung mempertahankan atau menambah investasi dalam obligasi tersebut. Pada saat ini, permintaan untuk obligasi akan meningkat, dan harga obligasi akan naik.

Membeli Obligasi Sebagai Strategi Investasi

Konsep tentang harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga ini sangat penting bagi investor obligasi. Sebagai investor, Anda bisa memanfaatkan penurunan harga obligasi sebagai kesempatan untuk membeli obligasi sebelum harga obligasi tersebut naik kembali.

Sebagai contoh, jika suku bunga sedang naik dan harga obligasi mulai turun, investasi dalam obligasi sebenarnya tidaklah buruk selama Anda yakin bahwa harga obligasi tersebut akan naik kembali pada saat tingkat suku bunga kembali normal.

Sebaliknya, jika tingkat suku bunga sedang turun, maka obligasi menjadi pilihan investasi yang cukup menarik. Namun Anda harus berhati-hati untuk memilih obligasi yang tepat. Pastikan bahwa lembaga penerbit obligasi memiliki kredibilitas yang baik, dan jangan sampai terjebak dalam obligasi dengan risiko tinggi atau perusahaan yang tidak bonafid.

Kesimpulan

Harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Ketika tingkat suku bunga naik, harga obligasi akan turun, dan sebaliknya. Konsep ini bertujuan untuk menyeimbangkan tingkat imbal hasil dalam investasi obligasi.

Meskipun begitu, sebagai investor Anda masih dapat memanfaatkan fluktuasi harga obligasi untuk memperoleh keuntungan dari investasi obligasi. Sebagai strategi investasi, pastikan Anda memilih obligasi yang tepat dengan lembaga penerbit yang kredibel dan memiliki risiko yang terkontrol.

Also Read

Bagikan:

Tags