Sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/termometer-suhu-panas-dingin-1402843/
Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu, baik suhu tubuh maupun suhu lingkungan. Ada beberapa jenis skala termometer yang digunakan untuk mengukur suhu, diantaranya adalah skala Celcius, skala Fahrenheit, dan skala Kelvin. Namun, pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui perbandingan skala termometer yang benar, sehingga sering terjadi kebingungan saat mengukur suhu dengan menggunakan berbagai jenis termometer.
Skala Celcius
Skala Celcius adalah skala termometer yang umum digunakan di seluruh dunia. Skala ini dinamai dari ilmuwan Swedia, Anders Celsius, yang menciptakan skala ini pada tahun 1742. Pada skala Celcius, titik beku air adalah 0°C, sementara titik didih air adalah 100°C.
Skala Celcius tidak hanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh dan lingkungan, tetapi juga digunakan dalam bidang sains, seperti fisika, kimia, dan meteorologi. Selain itu, skala Celcius juga digunakan secara luas dalam sistem pengendalian iklim, termasuk AC dan pemanas ruangan.
Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit adalah skala termometer yang masih digunakan di beberapa negara, terutama di Amerika Serikat. Skala ini dinamai dari ilmuwan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit, yang menciptakan skala ini pada tahun 1724. Pada skala Fahrenheit, titik beku air adalah 32°F, sementara titik didih air adalah 212°F.
Jarak antara titik beku air dan titik didih air pada skala Fahrenheit adalah sebesar 180 derajat. Dibandingkan dengan skala Celcius, skala Fahrenheit lebih sulit untuk digunakan karena interval suhu yang kecil, sehingga sering terjadi kesalahan dalam mengukur suhu.
Skala Kelvin
Skala Kelvin adalah skala termometer absolut yang digunakan dalam ilmu fisika. Skala ini dinamai dari ilmuwan Inggris, Lord Kelvin, yang menciptakan skala ini pada tahun 1848. Pada skala Kelvin, titik 0 K merupakan nol mutlak, yaitu suhu terendah yang bisa dicapai sebelum suatu zat tidak memiliki energi kalor lagi.
Perbedaan antara skala Kelvin dan skala Celcius adalah bahwa pada skala Kelvin, interval suhu dan perubahan suhu memiliki ukuran yang sama. Oleh karena itu, skala Kelvin lebih akurat dan mudah digunakan dalam penelitian sains, seperti dalam ilmu fisika, kimia, dan astronomi.
Cara Mengkonversi Skala Termometer
Agar dapat mengukur suhu dengan benar menggunakan berbagai jenis termometer, Anda perlu mengetahui cara mengkonversi skala termometer. Berikut ini adalah rumus dan contoh cara mengkonversi skala termometer:
-
Konversi dari Celcius ke Fahrenheit:
F = (C x 1,8) + 32
Contoh: Mengkonversi suhu 25°C menjadi skala Fahrenheit
F = (25 x 1,8) + 32
F = 45 + 32
F = 77°F
-
Konversi dari Fahrenheit ke Celcius:
C = (F – 32) / 1,8
Contoh: Mengkonversi suhu 80°F menjadi skala Celcius
C = (80 – 32) / 1,8
C = 48 / 1,8
C = 26,67°C
-
Konversi dari Celcius ke Kelvin:
K = C + 273,15
Contoh: Mengkonversi suhu 20°C menjadi skala Kelvin
K = 20 + 273,15
K = 293,15 K
-
Konversi dari Kelvin ke Celcius:
C = K – 273,15
Contoh: Mengkonversi suhu 300 K menjadi skala Celcius
C = 300 – 273,15
C = 26,85°C
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan termometer sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam sains. Ada tiga jenis skala termometer utama yang digunakan, yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit, dan skala Kelvin, masing-masing dengan titik beku dan titik didihnya sendiri. Penting untuk mengetahui perbedaan skala termometer dan cara mengkonversinya agar dapat mengukur suhu secara akurat dan efektif. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami perbandingan skala termometer yang benar!